Rabu, 09 Desember 2009

Pertemuan 8

Strategi belajar

Sebelum membahas tentang strategi belajar lebih jauh, perlu diketahui mengenai fungsi belajar. Belajar terjadi akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Pembelajaran mempunyai arti lain, yaitu proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Belajar merupakan proses pembelajaran yang tiada hentinya dan berkesinambungan. Seluruh kehidupan manusia adalah proses belajar. Belajar menjadikan kehidupan manusia lebih baik dan bermanfaat. Dengan belajar, kita dapat mengetahui informasi-informasi yang kita tidak tahu sebelumnya. Ilmu pelajaran atau pun ilmu apapun yang kita pelajari, nantinya akan bermanfaat di kehidupan kita nantinya. Semua agama, mewajibkan umatnya untuk belajar. Seperti halnya di agama islam, allah SWT akan meninggikan derajat umatnya yang memiliki ilmu yang banyak dan bermanfaat. Seluruh kehidupan manusia adalah proses belajar. Semua yang berhubungan dengan kehidupan manusia adalah proses pembelajaran dari yang tidak mengetahui apa-apa menjadi tahu tentang sesuatu hal, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Dengan belajar, dapat membuat hidup kita menjadi lebih baik. Dengan belajar dapat meningkatkan kualitas hidup kita. Pembelajaran adalah interaksi antara peserta didik dengan para dosen ataupun guru maupun dengan lingkungan sekitarnya. Pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar disini bukan berarti lembaga pendidikan seperti sekolah ataupun universitas, maupun tempat-tempat bimbingan belajar, tetapi lingkungan belajar disini yaitu lingkungan dimana kita bisa belajar dan mempelajari suatu hal yang dapat menambah pengetahuan kita. Seperti contohnya dirumah, di rumah kita diajarkan oleh orang tua kita, bagaimana caranya menghargai dan menghormati orang lain yang tidak diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan. Contoh lingkungan belajar lainnya lagi adalah di masjid, kita bisa belajar agama lebih dalam dan mengaji, yang tidak diajarkan terlalu dalam di sekolah-sekolah pada umumnya. Pembelajaran juga merupakan kegiatan profesional untuk memberikan kemungkinan dan/ atau kemudahan orang lain untuk belajar dengan sengaja, terarah, dan terkendali. Pembelajaran merupakan intervensi dengan tujuan terjadinya belajar. Maksudnya adalah upaya kita melakukan sesuatu pendidikan bukan sekedar hasil yang didapatkan tetapi nilainya juga kita dapatkan.

Pendekatan pembelajaran merupakan perubahan paradigma yang mengacu pada pengajaran pembelajaran yang tadinya teacher centered menjadi student centered. Perubahan landasan yang tadinya behavioristik menjadi konstruktivistik. Behavioristik merupakan pembelajaran yang harus diterima saja, contohnya seperti peraturan-peraturan sekolah, peraturan-peraturan guru. Konstruktivistik disini maksudnya adalah mencoba menyatukan berbagai informasi menjadi satu informasi yang utuh. Ketahui apa yang kita tidak tahu, peroleh apa yang kita perlukan dan kemudian semua dibangun menjadi satu informasi yang utuh.

Perbedaan antara behavioristik dengan konstruktivistik
Behavioristik:
 Penambahan pengetahuan
 Pengetahuan bersifat objektif dan pasti
 Pengetahuan terstruktur dengan rapi dan seragam

Konstruktivistik:
 Pemaknaan atas pengetahuan
 Pengetahuan non objektiv dan senantiasa berubah
 Pengetahuan terstruktur secara rumit dan beragam

Proses pembelajaran disusun secara sistemik dan sistematik. Proses pembelajaran juga harus mengoptimalkan interaksi yang optimal antara tenaga pendidik, mahasiswa, sumber belajar, dan lingkungan belajar. Suasana belajar juga harus menyenangkan, sehingga peserta didik selalu bersemangat dalam proses pembelajaran untuk memperoleh ilmu-ilmu baru yang disampaikan oleh guru ataupun dosen. Suasana belajar juga haruslah menantang, menantang disini adalah dimaksudkan agar para peserta didik mengeluarkan semua kemampuan-kemampuan yang mereka miliki dan dalam rangka mengeksplor kemampuan dari dalam diri peserta didik. Suasana belajar juga haruslah mendorong semangat dan kegiatan, seperti aktivitas-aktivitas belajar yang menyenangkan. Seorang guru sebagai teladan para siswa-siswa, haruslah memberikan keteladanan yang baik untuk para siswa-siswanya. Membnagun kemandirian para siswa, agar tidak selalu bergantung dengan guru.

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema tertentu, dan tema ditinjau dari beberapa mata pelajaran. Pembelajaran tematik juga harus menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan dinamika dalam pembelajaran, menghilangkan batas semu antar bagian kurikulum, menyediakan pembelajaran yang integratif, membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide menjadi suatu pemahaman yang utuh.

Pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang mengorganisasikan antara isi dan kegiatan belajar sehingga terjadi belajar yang aktif dan menarik. Belajar aktif meliputi diantaranya adalah discovery learning, contextual learning, independent learning, cooperative learning, dan concept mapping learning.
Pertemuan 7
Manajemen kelas
Manajemen kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang dengan sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar (penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran atau hukuman, pemberian tugas yang diberikan oleh guru yang harus diseleseikan oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif), didalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas yang mendukung proses terjadinya belajar mengajar.
Masalah-masalah individual seperti perilaku mencari perhatian yang dilakukan oleh peserta didik kepada guru untuk menunjukkan bahwa dia lebih memahami pelajaran yang diberikan oleh guru dibandingkan dengan teman-teman yang lainnya. Contohnya seperti mencoba memberikan pendapat dari apa yang sudah dijelaskan sebelumnya dari guru, dan mencoba mengajak guru berdebat tentang pendapatnya yang terkadang bertentangan dengan guru. Perilaku menunjukkan kekuatan. Perilaku menunjukkan balas dendam, seperti contohnya kesalahan seorang guru terkadang para siswa memojokkan guru atas kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh guru. Peragaan ketidak mampuan, seperti jika guru memberikan tugas kepada siswa, para siswa terkadang suka mengeluh tidak bisa mengerjakan tugas-tugas tersebut dengan berbagai macam alasan.
Masalah-masalah kelompok seperti kelas kurang kohesif (menyatu), karena alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi, dan sebagainya. penyimpangan dari norma-norma perilaku yang telah disepakati sebelumnya. Kelas mereaksi secara negatif terhadap salah seorang anggotanya. Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, seperti halnya jika ada guru baru, siswa belum terbiasa dengan cara pengajaran guru baru tersebut sehingga terkadang menimbulkan masalah yang menyebabkan terjadinya penghambatan proses belajar mengajar di kelas. Semangat kerja rendah, semacam memprotes guru, karena tugas yang diberikan terlalu berat, ataupun tugas-tugas yang diberikan oleh guru materinya belum semuanya dijelaskan oleh guru tersebut, sehingga para siswa tidak memiliki semangat untuk mengerjakan tugas tersebut dan motivasi yang diberikan guru juga kurang.
Pendekatan manajemen kelas diantaranya adalah pendekatan otoriter, siswa perlu diawasi dan diatur. Pendekatan intimidasi yaitu mengawasi siswa dan menertibkan siswa dengan cara mengintimidasi. Pendekatan permisif yaitu memberikan kebebasan kepada siswa, apa yang ingin dilakukan siswa guru hanya memantau apa yang dilakukan siswa. Pendekatan resep makanan yaitu mengikuti dengan tertib dan tepat hal-hal yang sudah ditentukan, melakukan apa yang boleh dilakukan, dan apa yang tidak boleh dilakukan. Pendekatan pengajaran yaitu guru menyusun rencana pengajaran dengan tetap untuk menghindari permasalahan perilaku siswa yang tidak diharapkan. Pendekatan modifikasi perilaku yaitu mengupayakan perubahan perilaku yang positif pada siswa. Pendekatan iklim sosio-emosional yaitu menjalin hubungan yang positif oleh guru dan siswa. Pendekatan sistem proses kelompok/dinamika kelompok yaitu meningkatkan, dan memelihara kelompok kelas yang efektif dan produktif.
Setting kelas yang baik akan mendukung proses suasana belajar yang baik pula, jika setting kelas tidak baik, itu akan mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas yang berdampak pada siswa-siswa yang akan tidak tertarik dengan pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh guru, maka dari itu setting kelas juga harus diperhatikan dengan baik pula. Berbagai macam setting kelas seperti u-shape, o-shape, v-shape, theater, acak.
Moving class merupakan sistem belajar mengajar yang bercirikan siswa yang mendatangi pendamping di kelas (guru). Moving class mengacu pada pembelajaran kelas yang berpusat pada anak untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan bidang yang dipelajarinya. Pada saat subjek mata pelajaran berganti maka siswa akan meninggalkan kelas menuju kelas lain sesuai mata pelajaran. Rombongan belajar yang akan belajar suatu mata pelajaran harus mendatangi ruang/laboratorium mata pelajaran tersebut. Guru mata pelajaran tetap berada di ruang/laboratorium.
Tujuan dari moving class ini adalah memfasilitasi siswa yang memiliki beraneka macam gaya belajar baik visual, auditori, dan khususnya kinestetik untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki dirinya masing-masing. Moving class juga menyediakan sumber belajar, alat peraga, dan sarana belajar yang sesuai dengan karakter mata pelajaran. Moving class dapat merangsang seluruh aspek perkembangan dan kecerdasan siswa (multiple intelegent). Dengan diadakannya moving class juga dapat melatih kemandirian, kerjasama, dan kepedulian sosial antara siswa, karena dalam moving class mereka akan bertemu dengan siswa lain. Moving class juga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran, meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, meningkatkan disiplin siswa, dan meningkatkan efektivitas dan efisien waktu.
Pertemuan 6
Seleksi, penempatan, orientasi
Seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak, dan memadukan kebutuhan pelamar dengan kebutuhan lembaga pendidikan. Tantangan-tantangan dalam proses seleksi seperti supply, ethis, dan organisasional. Tantangan supply terkait dengan ketersediaan calon yang tersedia. Hal positifnya adalah makin banyak pelamar memungkinkan, dan dapat memilih yang terbaik dari yang terbaik. Negatifnya adalah biaya yang dikeluarkan cukup banyak, sumber daya untuk melakukan proses seleksi juga harus banyak, waktu yang dibutuhkan juga cukup lama, dan pekerjaan administratif jadi semakin banyak. Tantangan ethis seperti kesetaraan gender, family system (kkn), sogokan (surat sakti), transparansi, formalitas(pembuktian dugaan (hipotesis)). Tantangan organisasional seperti visi dan misi organisasi, keterbatasan sarana, pembiayaan, alokasi, sumber daya manusia, dan materi layanan.
Langkah-langkah proses seleksi :
1. Tes-tes. Alat bantu untuk memadukan kriteria yang diterima dengan kondisi calon siswa/pelamar. Alat tes harus memenuhi standar yaitu valid dan reliabel. Tidak semua indikator yang ditetapkan bisa diukur melalui tes. Materi-materi tes seperti psiko tes, pengetahuan, dan performance. Setiap tes-tes yang dilakukan harus memperhatikan aspek kelayakan.
2. Wawancara seleksi. Wawancara adalah percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi hal-hal yang dapat diterima (acceptability) calon. Tipe wawancara ada 2 yaitu wawancara secara individual, dan wawancara secara kelompok. Jenis pertanyaan yang ditanyakan pada saat wawancara tidak terstruktur, terstruktur, campuran, problem solving, stress interview. Pewawancara harus secara aktif mendengarkan apa yang ditanyakan oleh pewawancara, sehingga bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan secara tepat, ramah, dan menunjukkan perhatian kepada orang lain. pewawancara juga harus memberikan terminasi kepada yang diwawancarai yaitu beri kode jika waktu habis. Evaluasi hasil wawancara dan harus ada acuannya. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam wawancara seperti hallo effect yaitu menggunakan data terbatas, berprasangka tentang hal-hal lain. Leading question yaitu mengarah pada jawaban yang diinginkan pewawancara. Personal biases. Dominasi pewawancara, pewawancara yang selalu berbicara kepada yang diwawancara sehingga yang diwawancara tidak memiliki sedikit kesempatan untuk berbicara.
3. Pemeriksaan referensi. Personal references yaitu informasi karakter calon dari orang-orang yang mengenal secara dekat. Lebih menekankan aspek positif dari para calon. Muatannya yaitu kemampuan akademik, kemampuan finansial, kemampuan menjalani proses pendidikan. performance reference yaitu referensi yang menggambarkan kemampuan atau prestasi calon.
4. Evaluasi medis. Menunjukkan kesehatan calon. Yang melaksanakan adalah lembaga pendidikan yang melakukan seleksi tersebut. Lembaga pendidikan secara mandiri atau menyerahkan kepada lembaga kesehatan. Arahnya adalah mengurangi alokasi anggaran untuk kesehatan dan asumsi, dan agar calon lancar mengikuti proses pendidikan tanpa halangi kelas.
5. Keputusan penerimaan. Dapat dilihat melalui media, seperti papan pengumuman, surat, jaringan internet, telepon. Yang diumumkan yang lulus, termasuk para cadangan, dan yang tidak diterima juga diumumkan.

Setelah selesei menyeleksi para calon pelamar, barulah menempatkan calon yang lulus seleksi pada kelas yang sesuai dengan kemampuan atau kondisi lain peserta didik. Dasar penempatan didasarkan pada hasil seleksi, homogen atau heterogen, jadwal belajar, dan gender. Orientasi yaitu memperkenalkan siswa baru terkait hak yang dimiliki para siswa, dan kewajiban-kewajiban apa saja yang harus dilakukan oleh para siswa, memperkenalkan organisasi-organisasi sekolah, dan kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan oleh lembaga tersebut, dan memperkenalkan dengan siswa lain. Muatan materi orientasi seperti masalah-masalah organisasional, perkenalan dengan siswa-siswa lain maupun keadaan sekolah, memberitahu hak dan kewajiban para siswa, memperkenalkan fasilitas-fasilitas yang dimiliki lembaga tersebut, dan mekanisme, prosedur, ketentuan tentang pembelajaran, pembimbing, dan ujian. Bentuk orientasi ada 2, yaitu secara formal dan informal (buddy system) yaitu siswa baru diajak berkeliling melihat fasilitas dan menemui pihak-pihak terkait. Manfaat orientasi sangat banyak seperti dengan orientasi kita dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru maupun teman-teman baru, mengoptimalisasikan kemampuan, dan menumbuhkan kohesivitas.
Pertemuan 5
Rekrutmen Peserta Didik
Sebelum membicarakan tentang rekrutmen peserta didik, kita harus mengetahui fungsi lembaga pendidikan terlebih dahulu. Ada 6 fungsi lembaga pendidikan, seperti fungsi teknis/ekonomis yaitu lembaga pendidikan berfungsi untuk memperbaiki ekonomi individu, keluarga, masyarakat. Ekonomi disini maksudnya adalah financial dengan tingkat strata. Lembaga pendidikan berfungsi untuk meningkatkan perekonomian keluarga ke arah yang lebih baik. Lembaga pendidikan berfungsi politik, yaitu kepentingan negara, maksudnya adalah setiap warga negara mengetahui hak dan kewajibannya sebagai warga negara, berpartisipasi dalam setiap pemilu. Lembaga pendidikan berfungsi dalam hal kultur (budaya), yaitu menjaga nilai-nilai baik di masyarakat dan mengembangkan nilai-nilai yang lebih baik untuk membentuk peradaban. Peradaban disini maksudnya adalah tingkat kemajuan budaya suatu bangsa dalam jangka tertentu. Kita harus memelihara atau mempertahankan (status) budaya serta kita harus terus mengembangkan suatu budaya. Budaya lama yang baik dapat menimbulkan efisiensi, yang out of date atau kurang baik dan harus diperbaiki. Fungsi lembaga pendidikan tentu saja untuk mendidik, yaitu proses transformasi iptek dan budaya, mengembangkan iptek, untuk melayani masyarakat. Transformasi berarti dimanapun kita bisa hidup dengan ilmu yang kita miliki. Fungsi lembaga pendidikan yang terakhir yaitu fungsi spiritual, memahami hakikat kemanusiaan dan kesempurnaan sang pencipta. Dengan ilmu yang kita miliki kita tidak boleh tinggi hati karena ilmu pendidikan yang kita miliki, justru dengan ilmu pendidikan yang kita miliki, kita harus tetap rendah hati, semakin maju, dan tetap merunduk.
Rekrutmen adalah proses pencarian dan pemikiran calon peserta didik yang mampu untuk mendaftar sebagai calon peserta didik di suatu lembaga tertentu. Tahap rekrutmen adalah para calon dicari sampai dengan penyerahan form atau aplikasi pendaftaran. Pelaksanaan rekrutmen dilakukan sendiri oleh sekolah, secara kolektif. Pelaksanaan rekrutmen, seperti penentuan tujuan lembaga pendidikan. Penentuan kriteria peserta didik yang akan diterima, membuat estimasi jumlah rombongan belajar secara keseluruhan, penentuan jumlah peserta didik, dan penentuan jumlah peserta didik yang akan diterima, dengan memperhatikan kriteria (gender, prestasi, dll).
Sumber rekrutmen seperti walk-ins; internet; advertising yang terdiri dari want ad (mengarahkan informasi secara lengkap termasuk biaya yang harus dikeluarkan), dan blind ad (memberikan informasi yang terbatas); lembaga pendidikan yang setingkat dibawah atau bukan; organisasi atau komunitas; open hause.
Untuk mengetahui efektivitas kegiatan rekrutmen, kita harus mengadakan evaluasi rekrutmen. Evaluasi rekrutmen seperti mengevaluasi jumlah pendaftar, apakah jumlah pendaftar meningkat atau menurun. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses rekrutmen ini, pelaksanaan dalam rekrutmen, apakah berjalan lancar atau tidak, pemanfaatan saluran rekrutmen, jumlah calon pendaftar yang diterima dalam rekrutmen tersebut, dan jumlah yang diusulkan untuk diterima.
Aplication form terdiri dari data pribadi, yaitu keterangan pribadi dari para calon seperti alamat rumah, nomor telepon, dan lain-lain. data keluarga, seperti nama orangtua, pekerjaan orangtua, dan lain-lain. prestasi dari para calon pendaftar, prestasi yang dimiliki para calon (prestasi akademik maupun prestasi non akademik). Riwayat kesehatan calon pendaftar, apakah calon tersebut memiliki penyakit khusus atau tidak, hal ini dibutuhkan untuk, jika sewaktu-waktu calon pendaftar ini sakit, pihak sekolah tahu harus memberi obat apa untuk calon pendaftar tersebut. Status sosial ekonomi, seperti penghasilan yang dimiliki orangtua, serta kepemilikan rumah dari calon pendaftar tersebut,
Kendala dalam rekrutmen diantaranya adalah kebijakan organisasional seperti kenaikan kelas, kelulusan, mutasi; biaya pendidikan yang semakin melambung tinggi; penerimaan siswa likal atau luar kota; kondisi lingkungan eksternal, seperti kondisi ekonomi, dan persaingan; dan persyaratan peserta didik yang bisa diterima.