Rabu, 09 Desember 2009

Pertemuan 8

Strategi belajar

Sebelum membahas tentang strategi belajar lebih jauh, perlu diketahui mengenai fungsi belajar. Belajar terjadi akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Pembelajaran mempunyai arti lain, yaitu proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Belajar merupakan proses pembelajaran yang tiada hentinya dan berkesinambungan. Seluruh kehidupan manusia adalah proses belajar. Belajar menjadikan kehidupan manusia lebih baik dan bermanfaat. Dengan belajar, kita dapat mengetahui informasi-informasi yang kita tidak tahu sebelumnya. Ilmu pelajaran atau pun ilmu apapun yang kita pelajari, nantinya akan bermanfaat di kehidupan kita nantinya. Semua agama, mewajibkan umatnya untuk belajar. Seperti halnya di agama islam, allah SWT akan meninggikan derajat umatnya yang memiliki ilmu yang banyak dan bermanfaat. Seluruh kehidupan manusia adalah proses belajar. Semua yang berhubungan dengan kehidupan manusia adalah proses pembelajaran dari yang tidak mengetahui apa-apa menjadi tahu tentang sesuatu hal, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Dengan belajar, dapat membuat hidup kita menjadi lebih baik. Dengan belajar dapat meningkatkan kualitas hidup kita. Pembelajaran adalah interaksi antara peserta didik dengan para dosen ataupun guru maupun dengan lingkungan sekitarnya. Pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar disini bukan berarti lembaga pendidikan seperti sekolah ataupun universitas, maupun tempat-tempat bimbingan belajar, tetapi lingkungan belajar disini yaitu lingkungan dimana kita bisa belajar dan mempelajari suatu hal yang dapat menambah pengetahuan kita. Seperti contohnya dirumah, di rumah kita diajarkan oleh orang tua kita, bagaimana caranya menghargai dan menghormati orang lain yang tidak diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan. Contoh lingkungan belajar lainnya lagi adalah di masjid, kita bisa belajar agama lebih dalam dan mengaji, yang tidak diajarkan terlalu dalam di sekolah-sekolah pada umumnya. Pembelajaran juga merupakan kegiatan profesional untuk memberikan kemungkinan dan/ atau kemudahan orang lain untuk belajar dengan sengaja, terarah, dan terkendali. Pembelajaran merupakan intervensi dengan tujuan terjadinya belajar. Maksudnya adalah upaya kita melakukan sesuatu pendidikan bukan sekedar hasil yang didapatkan tetapi nilainya juga kita dapatkan.

Pendekatan pembelajaran merupakan perubahan paradigma yang mengacu pada pengajaran pembelajaran yang tadinya teacher centered menjadi student centered. Perubahan landasan yang tadinya behavioristik menjadi konstruktivistik. Behavioristik merupakan pembelajaran yang harus diterima saja, contohnya seperti peraturan-peraturan sekolah, peraturan-peraturan guru. Konstruktivistik disini maksudnya adalah mencoba menyatukan berbagai informasi menjadi satu informasi yang utuh. Ketahui apa yang kita tidak tahu, peroleh apa yang kita perlukan dan kemudian semua dibangun menjadi satu informasi yang utuh.

Perbedaan antara behavioristik dengan konstruktivistik
Behavioristik:
 Penambahan pengetahuan
 Pengetahuan bersifat objektif dan pasti
 Pengetahuan terstruktur dengan rapi dan seragam

Konstruktivistik:
 Pemaknaan atas pengetahuan
 Pengetahuan non objektiv dan senantiasa berubah
 Pengetahuan terstruktur secara rumit dan beragam

Proses pembelajaran disusun secara sistemik dan sistematik. Proses pembelajaran juga harus mengoptimalkan interaksi yang optimal antara tenaga pendidik, mahasiswa, sumber belajar, dan lingkungan belajar. Suasana belajar juga harus menyenangkan, sehingga peserta didik selalu bersemangat dalam proses pembelajaran untuk memperoleh ilmu-ilmu baru yang disampaikan oleh guru ataupun dosen. Suasana belajar juga haruslah menantang, menantang disini adalah dimaksudkan agar para peserta didik mengeluarkan semua kemampuan-kemampuan yang mereka miliki dan dalam rangka mengeksplor kemampuan dari dalam diri peserta didik. Suasana belajar juga haruslah mendorong semangat dan kegiatan, seperti aktivitas-aktivitas belajar yang menyenangkan. Seorang guru sebagai teladan para siswa-siswa, haruslah memberikan keteladanan yang baik untuk para siswa-siswanya. Membnagun kemandirian para siswa, agar tidak selalu bergantung dengan guru.

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema tertentu, dan tema ditinjau dari beberapa mata pelajaran. Pembelajaran tematik juga harus menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan dinamika dalam pembelajaran, menghilangkan batas semu antar bagian kurikulum, menyediakan pembelajaran yang integratif, membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide menjadi suatu pemahaman yang utuh.

Pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang mengorganisasikan antara isi dan kegiatan belajar sehingga terjadi belajar yang aktif dan menarik. Belajar aktif meliputi diantaranya adalah discovery learning, contextual learning, independent learning, cooperative learning, dan concept mapping learning.
Pertemuan 7
Manajemen kelas
Manajemen kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang dengan sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar (penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran atau hukuman, pemberian tugas yang diberikan oleh guru yang harus diseleseikan oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif), didalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas yang mendukung proses terjadinya belajar mengajar.
Masalah-masalah individual seperti perilaku mencari perhatian yang dilakukan oleh peserta didik kepada guru untuk menunjukkan bahwa dia lebih memahami pelajaran yang diberikan oleh guru dibandingkan dengan teman-teman yang lainnya. Contohnya seperti mencoba memberikan pendapat dari apa yang sudah dijelaskan sebelumnya dari guru, dan mencoba mengajak guru berdebat tentang pendapatnya yang terkadang bertentangan dengan guru. Perilaku menunjukkan kekuatan. Perilaku menunjukkan balas dendam, seperti contohnya kesalahan seorang guru terkadang para siswa memojokkan guru atas kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh guru. Peragaan ketidak mampuan, seperti jika guru memberikan tugas kepada siswa, para siswa terkadang suka mengeluh tidak bisa mengerjakan tugas-tugas tersebut dengan berbagai macam alasan.
Masalah-masalah kelompok seperti kelas kurang kohesif (menyatu), karena alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi, dan sebagainya. penyimpangan dari norma-norma perilaku yang telah disepakati sebelumnya. Kelas mereaksi secara negatif terhadap salah seorang anggotanya. Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, seperti halnya jika ada guru baru, siswa belum terbiasa dengan cara pengajaran guru baru tersebut sehingga terkadang menimbulkan masalah yang menyebabkan terjadinya penghambatan proses belajar mengajar di kelas. Semangat kerja rendah, semacam memprotes guru, karena tugas yang diberikan terlalu berat, ataupun tugas-tugas yang diberikan oleh guru materinya belum semuanya dijelaskan oleh guru tersebut, sehingga para siswa tidak memiliki semangat untuk mengerjakan tugas tersebut dan motivasi yang diberikan guru juga kurang.
Pendekatan manajemen kelas diantaranya adalah pendekatan otoriter, siswa perlu diawasi dan diatur. Pendekatan intimidasi yaitu mengawasi siswa dan menertibkan siswa dengan cara mengintimidasi. Pendekatan permisif yaitu memberikan kebebasan kepada siswa, apa yang ingin dilakukan siswa guru hanya memantau apa yang dilakukan siswa. Pendekatan resep makanan yaitu mengikuti dengan tertib dan tepat hal-hal yang sudah ditentukan, melakukan apa yang boleh dilakukan, dan apa yang tidak boleh dilakukan. Pendekatan pengajaran yaitu guru menyusun rencana pengajaran dengan tetap untuk menghindari permasalahan perilaku siswa yang tidak diharapkan. Pendekatan modifikasi perilaku yaitu mengupayakan perubahan perilaku yang positif pada siswa. Pendekatan iklim sosio-emosional yaitu menjalin hubungan yang positif oleh guru dan siswa. Pendekatan sistem proses kelompok/dinamika kelompok yaitu meningkatkan, dan memelihara kelompok kelas yang efektif dan produktif.
Setting kelas yang baik akan mendukung proses suasana belajar yang baik pula, jika setting kelas tidak baik, itu akan mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas yang berdampak pada siswa-siswa yang akan tidak tertarik dengan pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh guru, maka dari itu setting kelas juga harus diperhatikan dengan baik pula. Berbagai macam setting kelas seperti u-shape, o-shape, v-shape, theater, acak.
Moving class merupakan sistem belajar mengajar yang bercirikan siswa yang mendatangi pendamping di kelas (guru). Moving class mengacu pada pembelajaran kelas yang berpusat pada anak untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan bidang yang dipelajarinya. Pada saat subjek mata pelajaran berganti maka siswa akan meninggalkan kelas menuju kelas lain sesuai mata pelajaran. Rombongan belajar yang akan belajar suatu mata pelajaran harus mendatangi ruang/laboratorium mata pelajaran tersebut. Guru mata pelajaran tetap berada di ruang/laboratorium.
Tujuan dari moving class ini adalah memfasilitasi siswa yang memiliki beraneka macam gaya belajar baik visual, auditori, dan khususnya kinestetik untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki dirinya masing-masing. Moving class juga menyediakan sumber belajar, alat peraga, dan sarana belajar yang sesuai dengan karakter mata pelajaran. Moving class dapat merangsang seluruh aspek perkembangan dan kecerdasan siswa (multiple intelegent). Dengan diadakannya moving class juga dapat melatih kemandirian, kerjasama, dan kepedulian sosial antara siswa, karena dalam moving class mereka akan bertemu dengan siswa lain. Moving class juga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran, meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, meningkatkan disiplin siswa, dan meningkatkan efektivitas dan efisien waktu.
Pertemuan 6
Seleksi, penempatan, orientasi
Seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak, dan memadukan kebutuhan pelamar dengan kebutuhan lembaga pendidikan. Tantangan-tantangan dalam proses seleksi seperti supply, ethis, dan organisasional. Tantangan supply terkait dengan ketersediaan calon yang tersedia. Hal positifnya adalah makin banyak pelamar memungkinkan, dan dapat memilih yang terbaik dari yang terbaik. Negatifnya adalah biaya yang dikeluarkan cukup banyak, sumber daya untuk melakukan proses seleksi juga harus banyak, waktu yang dibutuhkan juga cukup lama, dan pekerjaan administratif jadi semakin banyak. Tantangan ethis seperti kesetaraan gender, family system (kkn), sogokan (surat sakti), transparansi, formalitas(pembuktian dugaan (hipotesis)). Tantangan organisasional seperti visi dan misi organisasi, keterbatasan sarana, pembiayaan, alokasi, sumber daya manusia, dan materi layanan.
Langkah-langkah proses seleksi :
1. Tes-tes. Alat bantu untuk memadukan kriteria yang diterima dengan kondisi calon siswa/pelamar. Alat tes harus memenuhi standar yaitu valid dan reliabel. Tidak semua indikator yang ditetapkan bisa diukur melalui tes. Materi-materi tes seperti psiko tes, pengetahuan, dan performance. Setiap tes-tes yang dilakukan harus memperhatikan aspek kelayakan.
2. Wawancara seleksi. Wawancara adalah percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi hal-hal yang dapat diterima (acceptability) calon. Tipe wawancara ada 2 yaitu wawancara secara individual, dan wawancara secara kelompok. Jenis pertanyaan yang ditanyakan pada saat wawancara tidak terstruktur, terstruktur, campuran, problem solving, stress interview. Pewawancara harus secara aktif mendengarkan apa yang ditanyakan oleh pewawancara, sehingga bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan secara tepat, ramah, dan menunjukkan perhatian kepada orang lain. pewawancara juga harus memberikan terminasi kepada yang diwawancarai yaitu beri kode jika waktu habis. Evaluasi hasil wawancara dan harus ada acuannya. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam wawancara seperti hallo effect yaitu menggunakan data terbatas, berprasangka tentang hal-hal lain. Leading question yaitu mengarah pada jawaban yang diinginkan pewawancara. Personal biases. Dominasi pewawancara, pewawancara yang selalu berbicara kepada yang diwawancara sehingga yang diwawancara tidak memiliki sedikit kesempatan untuk berbicara.
3. Pemeriksaan referensi. Personal references yaitu informasi karakter calon dari orang-orang yang mengenal secara dekat. Lebih menekankan aspek positif dari para calon. Muatannya yaitu kemampuan akademik, kemampuan finansial, kemampuan menjalani proses pendidikan. performance reference yaitu referensi yang menggambarkan kemampuan atau prestasi calon.
4. Evaluasi medis. Menunjukkan kesehatan calon. Yang melaksanakan adalah lembaga pendidikan yang melakukan seleksi tersebut. Lembaga pendidikan secara mandiri atau menyerahkan kepada lembaga kesehatan. Arahnya adalah mengurangi alokasi anggaran untuk kesehatan dan asumsi, dan agar calon lancar mengikuti proses pendidikan tanpa halangi kelas.
5. Keputusan penerimaan. Dapat dilihat melalui media, seperti papan pengumuman, surat, jaringan internet, telepon. Yang diumumkan yang lulus, termasuk para cadangan, dan yang tidak diterima juga diumumkan.

Setelah selesei menyeleksi para calon pelamar, barulah menempatkan calon yang lulus seleksi pada kelas yang sesuai dengan kemampuan atau kondisi lain peserta didik. Dasar penempatan didasarkan pada hasil seleksi, homogen atau heterogen, jadwal belajar, dan gender. Orientasi yaitu memperkenalkan siswa baru terkait hak yang dimiliki para siswa, dan kewajiban-kewajiban apa saja yang harus dilakukan oleh para siswa, memperkenalkan organisasi-organisasi sekolah, dan kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan oleh lembaga tersebut, dan memperkenalkan dengan siswa lain. Muatan materi orientasi seperti masalah-masalah organisasional, perkenalan dengan siswa-siswa lain maupun keadaan sekolah, memberitahu hak dan kewajiban para siswa, memperkenalkan fasilitas-fasilitas yang dimiliki lembaga tersebut, dan mekanisme, prosedur, ketentuan tentang pembelajaran, pembimbing, dan ujian. Bentuk orientasi ada 2, yaitu secara formal dan informal (buddy system) yaitu siswa baru diajak berkeliling melihat fasilitas dan menemui pihak-pihak terkait. Manfaat orientasi sangat banyak seperti dengan orientasi kita dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru maupun teman-teman baru, mengoptimalisasikan kemampuan, dan menumbuhkan kohesivitas.
Pertemuan 5
Rekrutmen Peserta Didik
Sebelum membicarakan tentang rekrutmen peserta didik, kita harus mengetahui fungsi lembaga pendidikan terlebih dahulu. Ada 6 fungsi lembaga pendidikan, seperti fungsi teknis/ekonomis yaitu lembaga pendidikan berfungsi untuk memperbaiki ekonomi individu, keluarga, masyarakat. Ekonomi disini maksudnya adalah financial dengan tingkat strata. Lembaga pendidikan berfungsi untuk meningkatkan perekonomian keluarga ke arah yang lebih baik. Lembaga pendidikan berfungsi politik, yaitu kepentingan negara, maksudnya adalah setiap warga negara mengetahui hak dan kewajibannya sebagai warga negara, berpartisipasi dalam setiap pemilu. Lembaga pendidikan berfungsi dalam hal kultur (budaya), yaitu menjaga nilai-nilai baik di masyarakat dan mengembangkan nilai-nilai yang lebih baik untuk membentuk peradaban. Peradaban disini maksudnya adalah tingkat kemajuan budaya suatu bangsa dalam jangka tertentu. Kita harus memelihara atau mempertahankan (status) budaya serta kita harus terus mengembangkan suatu budaya. Budaya lama yang baik dapat menimbulkan efisiensi, yang out of date atau kurang baik dan harus diperbaiki. Fungsi lembaga pendidikan tentu saja untuk mendidik, yaitu proses transformasi iptek dan budaya, mengembangkan iptek, untuk melayani masyarakat. Transformasi berarti dimanapun kita bisa hidup dengan ilmu yang kita miliki. Fungsi lembaga pendidikan yang terakhir yaitu fungsi spiritual, memahami hakikat kemanusiaan dan kesempurnaan sang pencipta. Dengan ilmu yang kita miliki kita tidak boleh tinggi hati karena ilmu pendidikan yang kita miliki, justru dengan ilmu pendidikan yang kita miliki, kita harus tetap rendah hati, semakin maju, dan tetap merunduk.
Rekrutmen adalah proses pencarian dan pemikiran calon peserta didik yang mampu untuk mendaftar sebagai calon peserta didik di suatu lembaga tertentu. Tahap rekrutmen adalah para calon dicari sampai dengan penyerahan form atau aplikasi pendaftaran. Pelaksanaan rekrutmen dilakukan sendiri oleh sekolah, secara kolektif. Pelaksanaan rekrutmen, seperti penentuan tujuan lembaga pendidikan. Penentuan kriteria peserta didik yang akan diterima, membuat estimasi jumlah rombongan belajar secara keseluruhan, penentuan jumlah peserta didik, dan penentuan jumlah peserta didik yang akan diterima, dengan memperhatikan kriteria (gender, prestasi, dll).
Sumber rekrutmen seperti walk-ins; internet; advertising yang terdiri dari want ad (mengarahkan informasi secara lengkap termasuk biaya yang harus dikeluarkan), dan blind ad (memberikan informasi yang terbatas); lembaga pendidikan yang setingkat dibawah atau bukan; organisasi atau komunitas; open hause.
Untuk mengetahui efektivitas kegiatan rekrutmen, kita harus mengadakan evaluasi rekrutmen. Evaluasi rekrutmen seperti mengevaluasi jumlah pendaftar, apakah jumlah pendaftar meningkat atau menurun. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses rekrutmen ini, pelaksanaan dalam rekrutmen, apakah berjalan lancar atau tidak, pemanfaatan saluran rekrutmen, jumlah calon pendaftar yang diterima dalam rekrutmen tersebut, dan jumlah yang diusulkan untuk diterima.
Aplication form terdiri dari data pribadi, yaitu keterangan pribadi dari para calon seperti alamat rumah, nomor telepon, dan lain-lain. data keluarga, seperti nama orangtua, pekerjaan orangtua, dan lain-lain. prestasi dari para calon pendaftar, prestasi yang dimiliki para calon (prestasi akademik maupun prestasi non akademik). Riwayat kesehatan calon pendaftar, apakah calon tersebut memiliki penyakit khusus atau tidak, hal ini dibutuhkan untuk, jika sewaktu-waktu calon pendaftar ini sakit, pihak sekolah tahu harus memberi obat apa untuk calon pendaftar tersebut. Status sosial ekonomi, seperti penghasilan yang dimiliki orangtua, serta kepemilikan rumah dari calon pendaftar tersebut,
Kendala dalam rekrutmen diantaranya adalah kebijakan organisasional seperti kenaikan kelas, kelulusan, mutasi; biaya pendidikan yang semakin melambung tinggi; penerimaan siswa likal atau luar kota; kondisi lingkungan eksternal, seperti kondisi ekonomi, dan persaingan; dan persyaratan peserta didik yang bisa diterima.

Minggu, 18 Oktober 2009

Pertemuan 4: Perencanaan Peserta Didik

PERTEMUAN 4

Pada pertemuan ini Pak Amril membahas tentang mengapa harus ada perencanaan dalam merencanakan peserta didik. Pengertian dari perencanaan peserta didik itu adalah ada beberapa aspek, seperti; waktu yang akan datang, pengambilan keputusan yaitu memilih alternatif terbaik dalam pengambilan keputusan yang akan diambil dan memilih beberapa alternatif, sistematis yaitu menggunakan langkah-langkah dan prinsip-prinsip tertentu dan bersifat ilmiah, dan harus mencapai tujuan dari perencanaan yang telah dibuat.

Perencanaan adalah penentuan urutan tindakan, perkiraan biaya, serta penggunaan waktu untuk mengelola peserta didik yang didasarkan atas data dengan memperhatikan prioritas yang wajar, dan bersifat efisien untuk tercapainya tujuan pendidikan. harus adanya perencanaan adalah untuk menentukan arah dan tujuan yang akan dicapai, apa yang akan dikerjakan dalam perencanaan yang telah dibuat, kapan rencana tersebut dikerjakan, bagaimana cara mengerjakan perencanaan tersebut, dan siapa saja yang akan mengerjakan perencanaan tersebut. Ada dua faktor dari perencanaan peserta didik, yaitu; faktor eksternal, dan faktor internal resources analysis. Muatan perencanaan pendidikan juga harus diperhatikan agar tepat pada sasarannya.

Faktor eksternalnya antara lain,

  1. Industry dan Market, yaitu kemampuan apa yang dibutuhkan oleh pasar ?. kita harus tau apa yang dibutuhkan oleh pasar. Ini jelas adalah faktor eksternal yang penting karena untuk menghasilkan perencanaan peserta didik yang baik, kita harus mengetahui kemampuan apa yang dibutuhkan oleh pasar.
  2. Competitor, competitor adalah sebuah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan makhluk hidup. Setiap makhluk hidup termasuk manusiaakan terus bersaing agar tetap eksis. Persaingan inilah yang akan menghasilkan juara dan pecundang. Persaingan akan melahirkan manusia-manusia berkualitas. Sehingga dalam pembuatan perencanaan kita pasti juga membutuhkan competitor untuk membandingkan perencanaan kita dengan perencanaan lain sehingga bisa tercipta perencanaan peserta didik yang lebih baik.
  3. Political dan regulatory, ini adalah salah satu faktor eksternal dalam perencanaan peserta didik. Faktor politik sangat mempengaruhi, dan regulatory atau peraturan berpengaruh untuk membuat perencanaan yang sesuai aturan.
  4. Social, dimensi sosial harus sangat diperhatikan pada perncanaan peserta didik. Karena faktor sosial juga amat penting.
  5. Human Resources. Tanpa sumber daya manusia, perencanaan peserta didik tidak akan berjalan dengan semestinya, sehingga agar terciptanya perencanaan yang baik kita harus mempunyai sumber daya manusia yang baik dan berkualitas.
  6. Macro economic. Adalah variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional. Pada perencanaan peserta didik, yang paling diperhatikan adalah pendapatan nasional.
  7. Technological , tidak bisa dipungkiri lagi. Teknologi merupakan faktor eksternal yang paling berpengaruh. Karena, teknologi di dunia ini semakin lama semakin berkembang, perkembangan teknologi inilah yang dapat mempengaruhi manajemen peserta didik.

Faktor Internal Resources Analysis, antara lain.:

  1. Financial, financial atau keuangan merupakan faktor yang sangat penting. Tanpa uang perencanaan ini tidak berjalan seperti yang kita inginkan. Jika ingin menghasilkan perencanaan yang lebih baik, kita harus mempunyai kondisi finansial yang baik pula.
  2. Human Resources Assesment. Seperti pada faktor eksternal, pada faktor internal juga membutuhkan sumber daya manusia yang baik.
  3. Marketing Audit, berfungsi untuk melihat atau mengecek semua biaya-biaya yang dikeluarkan pada perencanaan tersebut.
  4. Operation Analysis. Disini adalah proses pembelajaran dianalisis.
  5. Internal Resources lainnya. Antara lain: MIS atau Management Information System dan R&D atau Research And development.

Materi perencanaan peserta didik seperti : rekrutmen, seleksi, penempatan, orientasi, pengembangan, bimbingan konseling, mutasi, fasilitas pelayanan, pemberhentian atau redundansi.

Pertemuan 3: Psikologi Perkembangan

Pada pertemuan kali ini Pak Amril menjelaskan tentang psikologi perkembangan. Pengertian pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif mengenai aspek fisik atau biologis. Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kualitatif mengenai aspek psikis atau rohani. Dalam masa pertumbahan dan perkembangan memiliki berbagai kebutuhan primer dan sekunder.

Kebutuhan primer adalah, kebutuhanyang memang benar-benar sangat dibutuhkan dan harus dipenuhi. Seperti, makanan, tempat tinggal, pakaian.kita biasa menyebutnya sandang, pangan dan papan.

Sedangkan kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang bisa dipenuhi setelah kebutuhan primer dipenuhi, dan ini tidak wajib, seperti, rumah yang bagus, mobil, motor, dan peralatan lainnya.

Kebutuhan dan keinginan memiliki perbedaan.

Kebutuhan adalah fungsi dasar atas sesuatu yang secara esensial diperlukan: makan untuk memenuhi nutrisi, tempat tinggal untuk istirahat, transportasi untuk bekerja, pendidikan untuk masa depan anak dan lain-lain.

Sedangkan keinginan adalah semua fungsi tambahan yang jika tidak ada sebenarnya tidak mengganggu hidup Anda akan tetapi Anda mengharapkan untuk bisa mendapatkan fungsi tambahan tersebut. Makanan yang mahal, rumah yang besar dan mewah, mobil baru dan mengkilat, dan seterusnya. Keinginan seringkali merupakan perwujudan untuk menegaskan status sosial seseorang sekaligus membuktikan kepada orang lain bahwa dia mampu memilikinya.

Aliran-aliran psikoper seperti aliran asosiasi : John Locke berpendapat bahwa manusia dilahirkan seperti kertas putih yang kemudian diisi dengan pengalaman. Pengalaman luar, yaitu pengalaman yang diperoleh dengan panca indera, yang menimbulkan “sensations”. Pengalaman dalam, yaitu pengalaman mengenai keadaan dan kegiatan batin.

Aliran Gestalt melihat bentuk secara keseluruhan. Perkembangan itu adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi ini yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian adalah sekunder.

Aliran sosiologis adalah perkembangan adalah proses sosialisasi anak manusia mula-mula bersifat a-sosial (pra-sosial), dan sedikit demi sedikit disosialisasikan.

Disini kita juga membahas perkembangan intelektual remaja, ada dua tahap perkembangan intelektual remaja :

  1. Deduktif Hipotesis, cirinya adalah;

- Mengawali pemikiran bersifat teoritis

- Menganalisis masalah

- Mengajukan cara menyelesaikan masalah

- Mengajukan pendapat/prediksi/proporsi

- Mencari hubungan antara proporsi

  1. Berpikir operasional dan kombinasoris

Remaja melakukan pengujian hipotesis dan berpikir ilmiah dalam memandang masalah.

Implikasi pada pendidikan yaitu memberi kesempatan untuk diskusi kepada para peserta didik, memberikan tugas penulisan makalah, jangan batasi pengetahuan mereka dan kecakapan untuk memanfaatkan yang diketahui, diskusi dapat juga membantu meningkatkan pemahaman, guru juga perlu menjelaskan konsep yang abstrak secara simpatik, dan guru juga perlu memberikan tugas yang menantang, jika guru ingin memberikan tugas yang baru kepada para siswa guru harus tau, dan harus memprediksi bahwa murid tersebut bisa mengerjakan tugas tersebut.

Pertemuan 2: Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik

Pada pertemuan kedua ini dijelaskan tentang arti manajemen yaitu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Efektif berarti mengarah kepada tujuan yang akan dicapai sedangkan efisien berarti mengarah kepada metode yang digunakan dalam pencapaian tujuan tersebut. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur (formal, informal, dan non formal), jenjang (SD, SMP), jenis (umum, vokasi, kejuaraan).

Pada pertemuan ini juga Pak Amril menceritakan tentang suku kajang, suku yang masih mengasingkan diri dari dunia luar dan disana terdapat anak-anak yang sangat memiliki banyak potensi yang dimiliki, dan Pak Amril beserta temannya sedang memaksimalkan potensi yang ada di dalam diri anak itu. Fungsi dari Manajemen Peserta Didik terdapat dua, yaitu fungsi manajerial : POAC(Planning, Organization, Actuating, Controling) dan fungsi operasional : rekrutmen, seleksi, penempatan, orientasi, pengembangan, Bimbingan dan konseling, layanan tambahan, pemberhentian, sistem informasi kesiswaan.

Fungsi Manajerial :

  1. Perencanaan terdiri dari; pemilihan dan penempatan tujuan, analisis kohort : menjelaskan akibat yang terjadi terhadap populasi kohort setelah diamati dan diikuti selama jangka waktu tertentu, dan penentuan : strategi, kebijakan, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, standar yang dibutuhkan.
  2. Pengorganisasian dibuat untuk : menentukan sumber daya dan kegiatan untuk mencapai tujuan, merancang dan mengembangkan organisasi atau tim kerja, memberikan penugasan atau tanggung jawab tertentu, memberi kewenangan.
  3. Pengarahan yaitu mengarahkan orang agar mau bekerja, mengkomunikasikan setiap masalah yang dialami atau kegiatan yang sedang dikerjakan, memberikan motivasi, dan dan disiplin disetiap kegiatan yang sedang dikerjakan.
  4. Pengawasan berarti maksudnya disini adalah apakah suatu tujuan yang telah direncanakan dan dijalankan tercapai ? , kegiatan-kegiatan yang tidak dibutuhkan lagi sebaiknya jangan terjadi lagi, penetapan standar, penentuan ukuran kinerja, pengukuran hasil pelaksanaan : dibandingkan dengan standar, dan pengambilan tindakan koreksi : bila ada penyimpangan.

Fungsi Operasional :

  1. Rekrutmen disini maksudnya adalah bagaimana membuat calon siswa terpikat masuk ke dalam suatu lembaga kursus atau sekolah dengan cara misalnya sekolah tersebut memiliki fasilitas-fasilitas yang bagus dan lain-lain, mengadakan juga evaluasi jumlah pendaftar , jumlah yang diterima, dan jumlah siswa yang masuk.
  2. Seleksi yaitu langkah-langkahnya seperti administratif, tes-tes (psiko, TPA, performance), wawancara, evaluasi medis, keputusan hasil seleksi.
  3. Penempatan yaitu sekolah melakukan penempatan kelas, atau penempatan jurusan.misalnya si A ditempatkan di kelas 1A dan pada jurusan IPS. Selain itu adanya manajemen kelas, maksudnya , kelas mempunyai manajemen sendiri, misalnya: apakah kelas itu Moving class,atau staying class serta posisinya.
  4. Orientasi, tujuannya untuk mengenalkan siswa terhadap lingkungan sekolahnya dengan memberikan materi-materi tentang sejarah sekolah, hak dan kewajiban, fasilitas, personalia, tata krama. Yang biasanya diadakan sebelum kegiatan belajar mengajar.
  5. Pengembangan, biasanya terdiri dari

- Kurikuler

- Co kurikuler

- Ekstra kurikuler

- Organisasi

  1. Bimbingan dan konseling

- Memberikan pengarahan tentang penyelesaian studi dan pengembangan karir

- Memberikan motivasi untuk mengembangkan potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal mungkin

- Mengarahkan agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat dan lingkungan kerja

- mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, serta lingkungan kerja.

  1. Fasilitas dan layanan, diberikan kepada peserta didik agar dapat memudahkan mereka, fasilitas dan layanan yang diberikan antara lain :

- Beasiswa

- Kantin

- UKS, klinik dan dokter kecil

- Sarana olahraga dan seni

- Serta sarana ibadah

  1. Pemberhentian

- Drop Out(DO), pemberhentian secara tidak hormat karna melakukan pelanggaran berat

- Mutasi atau dipindahkan

- Serta Kelulusan

Pertemuan 1: Paradigma Baru Manajemen Pendidikan

Pada pertemuan pertama Pak Amril memulai kuliahnya dengan memberitahu peraturan-peraturan yang harus dijalani dan dipatuhi oleh para mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Manajemen Peserta Didik. Dari peraturan tidak boleh terlambat memasuki kelas, peraturan tugas-tugas dan Pak Amril juga mewajibkan kami para mahasiswa yang mengikuti mata kuliahnya untuk membuat facebook, facebook kami digunakan untuk bergabung di group facebook yang telah di beri tahu dan ditentukan Pak Amril dan juga kami harus membuat blog individu untuk memposting tugas-tugas serta artikel-artikel yang sesuai dengan mata kuliah ini.

Pak Amril juga memberi tahu setiap tugas yang diketik itu harus teliti disetiap pengetikannya, tidak boleh ada yang salah pengetikannya, karena jika salah ketik saja nilai kami akan di kurangi. Pada pertemuan pertama pada kuliah ini juga dijelaskan beberapa tuntutan kompetensi sumber daya manusia seperti; pengetahuan atau wawasan global, keterampilan global, sikap atau prilaku. Dijelaskan juga beberapa prinsip hidup seperti; be your self : kita harus menjadi diri sendiri dan tidak mengikuti apapun yang dilakukan teman-teman kita,kita harus percaya pada diri kita sendiri, percaya pada apa yang kita lakukan dan tidak mengikuti orang lain, jika kita tidak menghargai diri kita sendiri bagaimana orang lain menghargai diri kita. if you not for your self, who will be for you, do your best : maksimalkanlah semua kemampuan yang kita miliki didalam diri kita sendiri dalam berbagai hal yang sedang kita kerjakan, but be prepared for the worst : persiapkan segala sesuatu atau segala kemungkinan untuk hal yang buruk.

Selain itu Pak Amril juga menjelaskan bahwa kunci kesuksesan dalam hidup tidak dapat dilihat hanya dari bentuk nilai raport atau ijazah, tetapi juga dari hasil karya atau prestasi yang kita peroleh. Banyak orang yang selalu membanggakan hasil-hasil nilai mereka, tetapi mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu yang berguna untuk orang-orang sekitar kita. Karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berguna bagi orang lain.

Sedangkan untuk materi pada pertemuan pertama ini adalah tentang Paradigma Baru Manajemen Pendidikan Secara garis besar, Paradigma itu sendiri adalah cara pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir bersikap dan bertingkah laku. Jadi disini kita dapat mengetahui cara pandang seseorang tentang manajemen pendidikan.

Ada beberapa ciri-ciri paradigma baru pada manajemen pendidikan. Diantaranya adalah,

1. Kompetitif, yaitu adanya persaingan dalam pendidikan, dimana para peserta didik bersaing secara sportif untuk menjadi yang terbaik, sehingga terjadi peningkatan pada mutu pendidikan kita

2. Transparan , dalam pendidikan perlu adanya keterbukaan dan kejujuran.tidak ada yang ditutupi dalam pengaturan manajemen pendidikan. Sehingga tercipta manajemen yang bersih dan terbuka.

3. Spesialis, dalam pelaksanaannya, manajemen pendidikan harus dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidangnya. Dengan kata lain, kita membutuhkan orang yg mempunyai spesialisasi dalam masing-masing bidangnya.

4. Profesional, melakukan semua pekerjaannya secara profesional, dengan sepenuh hati, tidak setengah-setengah. Sehingga hasil kerja yang dihasilkan sesuai dengan yang dibutuhkan.

5. Dinamis , yaitu, peserta mampu melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga mudah dalam melakukan setiap pekerjaan.

6. Adaptif , maksudnya adalah, mampu beradaptasi dengan trend-trend yang ada saat ini. Mampu menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan.

Setelah membahas ciri-ciri paradigma baru manajemen pendidikan, maka penjelasan selanjutnya adalah tentang Tuntutan-Tuntutan Terhadap Kompetensi Sumber Daya Manusia. Tuntutan tersebut diantaranya :

1. Pengetahuan atau Wawasan Global

- Konseptual yang integratif dan aplikatif

- Orientasi Pada Solusi,Inovasi & Kreatifitas

- Nilai-nilai Universal (Lintas Budaya)

2. Keterampilan global

- Komunikasi multi budaya, yaitu menguasai beberapa bahasa internasianal seperti bahasa inggris atau bahasa mandarin.

- Pemanfaatan tekhnologi informasi, yaitu dapat memanfaatkan teknologi informasi sebagaimana mestinya, serta tidak menyalahgunakan teknologi informasi tersebut

- Pengembangan Intelectual+ Emotional+ Adversity Skill, mampu menyeimbangkan ketiga kecerdasan tersebut agar tercipta SDM yang berkualitas

3. Sikap atau perilaku

- Dinamis &Flexible

- Inisiatif & Proaktif

- Inovatif & Kreatif

- Mandiri

Inilah materi yang diberikan oleh Pak Amril selama kuliah pertemuan pertama ini.

Profil Diri

Disuruh ceritain tentang profil diri nih, oke lah kalo begitu. Nama lengkap saya Anisya Septia Pradani, keluarga saya biasanya memanggil saya dengan sebutan kaka, karena saya merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Teman-teman saya biasa memanggil saya Icha atau Asya. Saya lahir pada tanggal 22 bulan September tahun 1990. Sejak saya duduk di taman kanak-kanak hingga di sekolah menengah pertama, saya bersekolah di sekolah swasta dan di sekolah yang sama, tepatnya sekolah tersebut bernama Budi Luhur, karena merasakan kebosanan bersekolah di sekolah swasta dan itu-itu saja tempat sekolah saya, akhirnya pada waktu saya SMA saya bersekolah di SMAN 57 jakarta. Sewaktu saya T.K hingga SMP saya tidak terlalu dikenal di sekolah saya dan jarang sekali ada guru yang mengenal saya, tetapi sewaktu saya SMA saya merasakan bagaimana rasanya dikenal oleh semua guru dan teman-teman satu angkatan bahkan adik kelas saya pun semua mengenal saya, karena setiap upacara sekolah saya selalu berada di depan lapangan untuk bermain piano membawakan lagu Indonesia Raya dan beberapa lagu yang biasanya dibawakan disetiap upacara bendera. Tidak hanya itu, sewaktu saya SMA saya berusaha untuk menjadi murid yang aktif di kelas maupun di organisasi, sehingga banyak guru dan teman-teman yang mengenal saya. Saya ingat betul, sewaktu saya kelas 1 SMA, pertama kali pelajaran bahasa inggris, di kelas saya tidak ada satu pun yang berbicara dan guru bahasa inggris saya pun marah, tetapi dengan modal nekat, saya berbicara di depan kelas menggunakan bahasa inggris, menceritakan tentang diri saya. Setelah kejadian itu guru bahasa inggris saya selalu mempercayai saya untuk mengikuti berbagai lomba bahasa inggris kepada saya. Padahal, sebenarnya saya tidak terlalu jago berbahasa inggris, hanya bermodal kan nekat saja. Hingga akhir kelas 3, saya tetap dipercaya oleh guru bahasa inggris saya itu, setiap beliau tidak masuk kelas, saya yang dipercaya untuk menjelaskan matri bahasa inggris kepada teman-teman saya.

Sewaktu saya SMA, saya juga pernah mewakili SMA saya untuk bermain piano di acara isra miraj di walikota Jakarta Barat yang dihari oleh seluruh SMA se-Jakarta Barat dan oleh walikota Jakarta Barat. Itu merupakan suatu kebanggaan untuk saya dapat bermain piano di depan bapak walikota Jakarta Barat dan dapat mengharumkan nama sekolah. Saya juga pernah mewakili sekolah saya untuk mengikuti lomba menulis artikel pada olimpiade membaca APBN tingkat SMA 2007 se-Indonesia. Walupun saya kalah, tetapi saya sangat bangga bisa mengikuti lomba tersebut. Saya juga menjadi anggota OSIS sekolah saya, saya menjabat sebagai HUMAS. Masa SMA memang benar-benar masa yang sangat menyenangkan buat saya, selain saya bisa menemukan teman-teman yang menyenangkan dan bisa dikenal satu sekolah, saya juga bisa berprestasi di sekolah saya dan saya bisa membawa harum nama sekolah saya. Saya jadi ingat, pada waktu saya kelas 3, saya pernah berantem dengan adik kelas saya, sebenarnya saya tidak ikut berantem, teman-teman saya yang berantem, dan akhirnya saya pun yang kena dipanggil oleh Kepala Sekolah. Awalnya, karena salah satu teman saya yang di jelek-jelekin oleh adik kelas tersebut, dan teman saya tidak terima diperlakukan seperti itu, akhirnya teman saya itu melabrak adik kelas saya dan akhirnya berantem, sebenarnya saya tidak tahu apa-apa, karena saya orangnya gak enakan, akhirnya saya jadi ikut-ikutan terlibat di perkelahian itu. Kami semua dipanggil Kepala Sekolah dan diskors selama 3 hari, dan itu benar-benar pengalaman yang memalukan bagi saya. Karena, setelah kejadian tersebut guru-guru yang tadinya respect dengan saya, jadi agak sedikit seperti menjauhi saya. Saya benar-benar menyesal terlibat di dalam perkelahian teman saya yag sebenarnya pun saya tidak tahu apa-apa. Saya ingat, guru akuntansi saya menegur saya, beliau bilang seperti ini “ aduh anisya, kenapa kamu ikut-ikutan tamen-temen kamu yang gak bener itu? Saya sudah bilang, kamu jangan bergaul sama mereka, mereka itu rusak semua, gak ada yang bener, sekarang kamu rasakan akibatnya sendiri kan??” saya hanya bisa manggut-manggut, karena tidak tahu lagi mau ngomong apa. Di rumah pun yang tahu saya berantem di sekolah hanya mama saya, karena saya tidak berani memberitahu bapak saya, karena saya tahu beliau akan sangat kesal dan marah sekali kepada saya dan saya sangat takut akan hal itu, jadi saya bilangnya ada libur dari sekolah. Pengalaman saya berantem itu merupakan pengalaman yang sangat memalukan untuk saya, dan sejak kejadian itu, saya harus berusaha mati-matian untuk mengembalikan kepercayaan guru-guru kepada saya.

Sejak saya berusia 3 tahun saya sangat menyukai musik. Sejak umur 3 tahun itu, saya sering bermain-main Electone (orgen) dirumah, walaupun hanya memencet-mencet orgen saja. karena kesukaan saya yang begitu besar terhadap musik, di umur saya yang ke-4 tahun, saya mengikuti les Electone di YAMAHA MUSIC INDONESIA hingga saat ini di umur saya yang ke-19 tahun ini saya masih mengikuti les Electone, dan saya pun sudah mendapatkan beberapa prestasi dari Electone. Diantaranya saya pernah mengikuti pesta musik Electone, Konser Electone, dan saya sudah mengikuti konser-konser musik sejak saya berusia 5 tahun. Karena kecintaan saya dan kegemaran saya bermain musik, saya kemudian ingin menambah kebisaan saya di alat musik lain, dan sewaktu saya kelas 1 SMP, saya les Piano, hingga saat ini pula. Saya juga sudah menghasilkan beberapa prestasi di piano, diantaranya yaitu saya pernah mewakili YAMAHA untuk bermain piano di hotel Sultan di acara Japan Matsuri, yang diselenggarakan oleh Japan Foundation, saya juga mengikuti berbagai pesta musik piano. Saya juga mengikuti les saxophone, dan saya pun sudah pernah bermain saxophone di acara Natal, di Taman Anggrek dan di acara saxophone’s day yang diselenggarakan Yamaha Music Indonesia. Sangat sulit buat saya, untuk mengatur jadwal latihan musik saya dengan kegiatan kuliah saya, sering sekali saya bertengkar dengan bapak saya karena hal ini. Sempat kepikiran juga, apa saya harus berenti total di musik dan konsentrasi kuliah saja, tetapi ini tidak bisa, karena musik juga merupakan masa depan saya. Dari musik ini pula, saya dapat menghasilkan uang sendiri. Sekarang, saya sudah bisa mengajar piano private ke rumah-rumah dan alhamdulilah hasilnya lumayan sekali untuk tambahan uang jajan saya. orang tua saya, selalu mendukung semua hal yang saya lakukan.

Saya sangat beruntung dapat mengenal teman-teman saya di UNJ, karena mereka semua membawa saya ke hal-hal positif yang belum pernah saya dapatkan di teman-teman saya yang lainnya. Mereka semua berfikiran dewasa, dan maju bahkan lebih memikirkan masa depan dibandingkan main-main, dan saya sangat terbantu memiliki teman-teman seperti itu.

Selasa, 29 September 2009

my family is my energy..


Saya anak pertama dari 2 bersaudara. Ayah saya merupakan sosok ayah yang sangat disiplin, keras, otoriter, dan penuh tanggung jawab. Sejak saya berumur 4 tahun, saya sudah mengikuti berbagai macam les, karena ayah saya sangat ingin saya menjadi anak yang serba bisa dalam berbagai hal. Dari berbagai les yang saya ikuti, saya sangat senang ketika saya les musik. Di umur saya yang ke 4 tahun, saya mengikuti les electone atau lebih dikenal dengan orgen, dan diumur saya yang ke 4 tahun itu, saya sudah mengikuti konser musik, dan itu merupakan pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan, karena sewaktu saya sudah berada di atas panggung saya menangis dan akhirnya saya bermain electone di atas panggung ditemani dengan ayah saya. Ayah saya adalah seorang pekerja keras yang ulet dan giat bekerja. Ayah saya pernah mendapat penghargaan sebagai pegawai yang giat bekerja dan beliau diberangkatkan ke Jepang untuk bekerja di sana. Walaupun beliau sangat otoriter dan keras tetapi saya sangat bangga memiliki ayah yang seperti beliau. Ibu saya adalah seorang ibu yang sangat sabar dan saya sering sekali cerita tentang berbagai hal dengan ibu saya. Adik saya, sekolah di SMP Negeri 19 Jakarta. Sewaktu adik saya SD, ia merupakan siswa terbaik di SD nya. Kadang, saya suka heran dengan adik saya, sejak ia di kelas 1 sampai kelas 6 adik saya selalu mendapat peringkat pertama, padahal jika ia belajar sepertinya santai sekali, tidak seperti saya yang harus bekerja keras belajar untuk mendapatkan nilai yang maksimal.

Saya sangat menyukai musik, terutama musik classic. Saya sudah mengenal musik sejak kecil. Saya mengikuti les musik sejak umur 4 tahun sampai saat ini. Berawal dari alat musik electone, piano, dan saxophone. Saya merasa musik sudah menjadi bagian dari hidup saya. Dari musik pun, saya dapat menghasilkan uang. Saya menguasai 3 jenis alat musik. Dari musik pula saya memperoleh berbagai macam penghargaan dan prestasi. Terkadang sangat sulit membagi waktu antara belajar dan latihan musik. Sampai saat ini pun, saya sangat sulit membagi waktu antara ke dua hal itu, karena semuanya sangat penting untuk saya.

Keluarga saya adalah keluarga yang biasa saja, yang bukan terlahir dari keluarga dari kalangan atas. Ayah saya sangat mengutamakan pendidikan di atas hal lain. Ayah saya lebih memilih untuk mengikutkan anak-anaknya di berbagai macam les dari pada untuk membeli mobil atau harta lainnya. Beliau akan sangat marah jika ank-anaknya tidak mencapai titik maksimal dari apa yang dikerjakan anak-anaknya. Sewaktu adik saya baru masuk SMP dan ia mendapatkan peringkat 3 di kelasnya, ayah saya sangat marah dan kesal. Padahal,jika dipikir-pikir, peringkat 3 pun sudah sangat bagus. Ayah saya sangat keras jika berhubungan dengan pendidikan. Sampai-sampai saya pun tidak pernah merasakan yang namanya malam minggu itu seperti apa, Karena di hari weekend pun saya masih harus les. Tetapi semuanya saya jalani dengan ikhlas dan senang. Ayah saya melakukan itu semua pun untuk masa depan saya.

Rabu, 23 September 2009

Manajemen Peserta Didik dalam menghadapi kreativitas anak

MANAJEMEN PESERTA DIDIK dalam MENGHADAPI KREATIVITAS ANAK
Penulis : Khumaidi Tohar

Suatu sistem pendidikan dapat dikatakan bermutu, jika proses belajar-mengajar berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan. Proses pendidikan yang bermutu akan membuahkan hasil pendidikan yang bermutu dan relevan dengan pembangunan. Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan efisien perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan kualitas pendidikan yang optimal, diharapkan akan dicapai keunggulan sumber daya manusia yang dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas diperlukan manajemen pendidikan yang dapat memobilisasi segala sumber daya pendidikan. Manajemen pendidikan itu terkait dengan manajemen peserta didik yang isinya merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaannya. Fakta-fakta dilapangan ditemukan sistem pengelolaan anak didik masih menggunakan cara-cara konvensional dan lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan kurang memberi perhatian kepada pengembangan bakat kreatif peserta didik. Padahal Kreativitas disamping bermanfaat untuk pengembangan diri anak didik juga merupakan kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan paling tinggi bagi manusia. Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan, menilai dan meguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubahnya dan mengujinya lagi sampai pada akhirnya menyampaikan hasilnya. Dengan adanya kreativitas yang diimplementasiakan dalam sistem pembelajaran, peserta didik nantinya diharapkan dapat menemukan ide-ide yang berbeda dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga ide-ide kaya yang progresif dan divergen pada nantinya dapat bersaing dalam kompetisi global yang selalu berubah.

Perkembangan anak didik yang baik adalah perubahan kualitas yang seimbang baik fisik maupun mental. Tidak ada satu aspek perkembangan dalam diri anak didik yang dinilai lebih penting dari yang lainnya. Oleh karena itu, teori kecerdasan majemuk yang dikembangkan oleh psikolog asal Amerika Serikat, Gardner dinilai dapat memenuhi kecenderungan perkembangan anak didik yang bervariasi.

Penyelenggaraan pendidikan saat ini harus diupayakan untuk memberikan pelayanan khusus kepada peserta didik yang mempunyai kreativitas dan juga keberbakatan yang berbeda agar tujuan pendidikan dapat diarahkan menjadi lebih baik.

Muhibbin Syah menjelaskan bahwa akar kata dari pendidikan adalah "didik" atau "mendidik" yang secara harfiah diartikan memelihara dan memberi latihan. Sedangkan "pendidikan", merupakan tahapan-tahapan kegiatan mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang melalui upaya pelatihan dan pengajaran. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan tidak dapat lepas dari pengajaran. Kegiatan dari pengajaran ini melibatkan peserta didik sebagai penerima bahan ajar dengan maksud akhir dari semua hal ini sesuai yang diamanatkan dalam undang-undang no. 20 tentang sisdiknas tahun 2003; agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam pendidikan, peserta didik merupakan titik fokus yang strategis karena kepadanyalah bahan ajar melalui sebuah proses pengajaran diberikan. Sebagai seorang manusia menjadi sebuah aksioma bahwa peserta didik mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, mereka unik dengan seluruh potensi dan kapasitas yang ada pada diri mereka dan keunikan ini tidak dapat diseragamkan dengan satu aturan yang sama antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain, para pendidik dan lembaga sekolah harus menghargai perbedaan yang ada pada diri mereka. Keunikan yang terjadi pada peserta didik memang menimbulkan satu permasalahan tersendiri yang harus diketahui dan dipecahkan sehingga pengelolaan murid (peserta didik) dalam satu kerangka kerja yang terpadu mutlak diperhatikan, terutama pertimbangan pada pengembangan kreativitas, hal ini harus menjadi titik perhatian karena sistem pendidikan memang masih diakui lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan kurang memberikan perhatian kepada pengembangan kreatif peserta didik. Hal ini terjadi dari konsep kreativitas yang masih kurang dipahami secara holistic, juga filsafat pendidikan yang sejak zaman penjajahan bermazhabkan azas tunggal seragam dan berorientasi pada kepentingan-kepentingan, sehingga pada akhirnya berdampak pada cara mengasuh, mendidik dan mengelola pembelajaran peserta didik.

Kebutuhan akan kreativitas tampak dan dirasakan pada semua kegiatan manusia. Perkembangan akhir dari kreativitas akan terkait dengan empat aspek, yaitu: aspek pribadi, pendorong, proses dan produk. Kreativitas akan muncul dari interaksi yang unik dengan lingkungannya.Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan mengujinya. Proses kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan (motivasi intristik) maupun dorongan eksternal. Motivasi intrinstik ini adalah intelegensi, memang secara historis kretivitas dan keberbakatan diartikan sebagai mempunyai intelegensi yang tinggi, dan tes intellejensi tradisional merupakan ciri utama untuk mengidentifikasikan anak berbakat intelektual tetapi pada akhirnya hal inipun menjadi masalah karena apabila kreativitas dan keberbakatan dilihat dari perspektif intelejensi berbagai talenta khusus yang ada pada peserta didik kurang diperhatikan yang akhirnya melestarikan dan mengembang biakkan Pendidikan tradisional konvensional yang berorientasi dan sangat menghargai kecerdasan linguistik dan logika matematik. Padahal, Teori psikologi pendidikan terbaru yang menghasilkan revolusi paradigma pemikiran tentang konsep kecerdasan diajukan oleh Prof. Gardner yang mengidentifikasikan bahwa dalam diri setiap anak apabila dirinya terlahir dengan otak yang normal dalam arti tidak ada kerusakan pada susunan syarafnya, maka setidaknya terdapat delapan macam kecerdasan yang dimiliki oleh mereka.

Salah satu cara dalam memecahkan masalah ini adalah pengelolaan pelayanan khusus bagi anak-anak yang punya bakat dan kreativitas yang tinggi, hal ini memang telah diamanatkan pemerintah dalam undang-undang No.20 tentang sistem pendidikan nasional 2003, perundangan itu berbunyi " warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus".

Pengertian dari pendidikan khusus disini merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan-pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Pada akhirnya memang diperlukan adanya suatu usaha rasional dalam mengatur persoalan-persoalan yang timbul dari peserta didik karena itu adanya suatu manajemen peserta didik merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

Siswa berbakat di dalam kelas mungkin sudah menguasai materi pokok bahasan sebelum diberikan. Mereka memiliki kemampuan untuk belajar keterampilan dan konsep pembelajaran yang lebih maju. Untuk menunjang kemajuan peserta didik diperlukan modifikasi kurikulum. Kurikulum secara umum mencakup semua pengalaman yang diperoleh peserta didik di sekolah, di rumah, dan di dalam masyarakat dan yang membantunya mewujudkan potensi-potensi dirinya. Jika kurikulum umum bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikan pada umumnya, maka saat ini haruslah diupayakan penyelenggaraan kurikulum yang berdiferensi untuk memberikan pelayanan terhadap perbedaan dalam minat dan kemampuan peserta didik. Dalam melakukan kurikulum yang berbeda terhadap peserta didik yang mempunyai potensi keberbakatan yang tinggi, guru dapat merencanakan dan menyiapkan materi yang lebih kompleks, menyiapkan bahan ajar yang berbeda, atau mencari penempatan alternatif bagi siswa. Sehingga setiap peserta didik dapat belajar menurut kecepatannya sendiri.

Dalam paradigma berpikir masyarakat Indonesia tentang kreativitas, cukup banyak orangtua dan guru yang mempunyai pandangan bahwa kreativitas itu memerlukan iklim keterbukaan dan kebebasan, sehingga menimbulkan konflik dalam pembelajaran atau pengelolaan pendidikan, karena bertentangan dengan disiplin. Cara pandang ini sangatlah tidak tepat. Kreativitas justru menuntut disiplin agar dapat diwujudkan menjadi produk yang nyata dan bermakna. Displin disini terdiri dari disiplin dalam suatu bidang ilmu tertentu karena bagaimanapun kreativitas seseorang selalu terkait dengan bidang atau domain tertentu, dan kreativitas juga menuntut sikap disiplin internal untuk tidak hanya mempunyai gagasan tetapi juga dapat sampai pada tahap mengembangkan dan memperinci suatu gagasan atau tanggungjawab sampai tuntas.

Masa depan membutuhkan generasi yang memiliki kemampuan menghadapi tantangan dan perubahan yang terjadi dalam era yang semakin mengglobal. Tetapi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia saat ini belum mempersiapkan para peserta didik dengan kemampuan berpikir dan sikap kreatif yang sangat menentukan keberhasilan mereka dalam memecahkan masalah.

Kebutuhan akan kreativitas dalam penyelenggaraan pendidikan dewasa ini dirasakan merupakan kebutuhan setiap peserta didik. Dalam masa pembangunan dan era yang semakin mengglobal dan penuh persaingan ini setiap individu dituntut untuk mempersiapkan mentalnya agar mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Oleh karena itu, pengembangan potensi kreatif yang pada dasarnya ada pada setiap manusia terlebih pada mereka yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa perlu dimulai sejak usia dini, Baik itu untuk perwujudan diri secara pribadi maupun untuk kelangsungan kemajuan bangsa.

Dalam pengembangan bakat dan kreativitas haruslah bertolak dari karakteristik keberbakatan dan juga kreativitas yang perlu dioptimalkan pada peserta didik yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Motivasi internal ditumbuhkan dengan memperhatikan bakat dan kreativitas individu serta menciptakan iklim yang menjamin kebebasan psikologis untuk ungkapan kreatif peserta didik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.

Merupakan suatu tantangan bagi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia untuk dapat membina serta mengembangkan secara optimal bakat, minat, dan kemampuan setiap peserta didik sehingga dapat mewujudkan potensi diri sepenuhnya agar nantinya dapat memberikan sumbangan yang bermakna bagi pembangunan masyarakat dan negara. Teknik kreatif ataupun taksonomi belajar pada saat ini haruslah berfokus pada pengembangan bakat dan kreativitas yang diterapkan secara terpadu dan berkesinambungan pada semua mata pelajaran sesuai dengan konsep kurikulum berdiferensi untuk siswa berbakat. Dengan demikian diharapkan nantinya akan dihasilkan produk-produk dari kreativitas itu sendiri dalam bidang sains, teknologi, olahraga, seni dan budaya.

Daftar Pustaka

_________ Depdikanas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas, 2003.

Tilaar, Manajemen Pendidikan nasional ; Kajian Pendidikan Masa Depan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1992.

Munandar, Utami, Kreativitas dan Keberbakatan; Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat, Jakarta : PT. Gramedia Pusataka Utama, 1999.

Husen dan Torsten, The Learning Society : Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 1995.

Syah,Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Terbaru, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1999.

Gordon Dryden dan Jeannette Voss, Revolusi Cara Belajar bag.1, Bandung : Kaifa 2000

Saya KHUMAIDI TOHAR, S.Pd setuju jika bahan yang dikirim dapat dipasang dan digunakan di Homepage Pendidikan Network dan saya menjamin bahwa bahan ini hasil karya saya sendiri dan sah (tidak ada copyrigh)

Dikutip dari : http://re-searchengines.com/1006khumaidi.html